Universitas Syiah Kuala Sejarah dan Evolusi Kampus Jantong Hatee Rakyat – Universitas Syiah Kuala (USK), yang kerap disebut sebagai “Kampus Jantong Hatee Rakyat Aceh,” merupakan universitas tertua di Aceh dan memiliki peran besar di dalam memajukan pendidikan tinggi di provinsi tersebut. Sejarah pendiriannya tidak terlepas berasal dari stimulan perjuangan dan permohonan penduduk Aceh untuk memiliki institusi pendidikan tinggi yang memiliki kualitas di wilayah mereka.
Latar Belakang dan Pendirian USK
Universitas Syiah Kuala formal didirikan pada tanggal 2 September 1961 lewat Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan No. 11/1961. Nama “Syiah Kuala” disita berasal dari nama seorang ulama besar Aceh, Syekh Abdurrauf As-Singkili, yang lebih dikenal sebagai Syiah Kuala. Syekh Abdurrauf merupakan seorang tokoh yang terlalu dihormati di Aceh dikarenakan kontribusinya di dalam bidang keagamaan dan pendidikan. Penamaan ini mencerminkan harapan sehingga universitas ini dapat menjadi pusat pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai agama dan rutinitas keilmuan.
Pendirian USK didorong oleh tingginya kebutuhan dapat institusi pendidikan tinggi di Aceh. Pada jaman itu, Aceh mengalami keterbatasan akses ke pendidikan tinggi, yang membuat banyak pemuda Aceh perlu pergi ke luar tempat untuk menempuh pendidikan. Kondisi ini memotivasi para tokoh pendidikan dan pemerintah tempat untuk memperjuangkan berdirinya sebuah universitas di Aceh. Di bawah kepemimpinan Gubernur Aceh kala itu, Ali Hasjmy, usaha pendirian universitas ini makin intensif hingga selanjutnya sukses direalisasikan.
Perkembangan Awal dan Tantangan
Pada awal pendiriannya, Universitas Syiah Kuala cuma memiliki dua fakultas, yaitu Fakultas Ekonomi dan Fakultas Pertanian. Keterbatasan fasilitas dan prasarana menjadi keliru satu tantangan utama yang perlu dihadapi oleh universitas ini. Namun, dukungan berasal dari pemerintah pusat dan daerah, serta stimulan berasal dari penduduk Aceh, menjadi kapabilitas besar bagi pengembangan universitas ini.
Seiring berjalannya waktu, Universitas Syiah Kuala konsisten berkembang bersama menambahkan fakultas-fakultas baru. Pada dekade 1970-an, sebagian fakultas layaknya Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Teknik, dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan didirikan. Pendirian fakultas-fakultas ini membuka lebih banyak peluang bagi putra-putri Aceh untuk menempuh pendidikan tinggi di beragam bidang.
Pengaruh Konflik dan Kebangkitan Kembali
Perjalanan USK tidak tetap mulus. Pada periode konflik Aceh yang terjadi berasal dari tahun 1970-an hingga 2005, aktivitas akademik di universitas ini kerap terganggu. Konflik bersenjata dan kondisi keamanan yang tidak kondusif membuat banyak mahasiswa dan dosen mengalami susah di dalam melaksanakan aktivitas studi mengajar. Meskipun demikian, stimulan untuk menjaga pendidikan tetap kuat di kalangan akademisi dan mahasiswa.
Baca Juga : SMK Swasta GKPS 2 Pematangsiantar Mencetak Tenaga Kerja Berkualitas Sejak 1969
Setelah perdamaian Aceh tercapai lewat Perjanjian Helsinki pada tahun 2005, Universitas Syiah Kuala memasuki fase kebangkitan. Periode ini ditandai bersama peningkatan pembangunan infrastruktur kampus, menambahkan program studi baru, serta upaya peningkatan mutu pendidikan. Pemerintah pusat memberi tambahan perhatian khusus untuk menolong pembangunan kembali Aceh, termasuk pengembangan USK sebagai pusat pendidikan unggulan.
Pengembangan Terkini dan Capaian
Saat ini, Universitas Syiah Kuala telah berkembang pesat dan memiliki 12 fakultas yang menawarkan beragam program studi di tingkat sarjana, magister, dan doktoral. Selain itu, USK termasuk memiliki sebagian pusat penelitian yang berfokus pada isu-isu lokal, nasional, dan internasional, layaknya Pusat Studi Tsunami dan Mitigasi Bencana, yang dibentuk sebagai respons pada bencana tsunami tahun 2004.
USK termasuk aktif menjalin kerja serupa bersama beragam universitas dan institusi internasional, yang makin memperkuat reputasinya di kancah global. Dengan standing sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH), USK konsisten berusaha meningkatkan mutu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Melalui upaya ini, Universitas Syiah Kuala tidak cuma menjadi kebanggaan penduduk Aceh, tetapi termasuk berkontribusi di dalam mencetak generasi penerus yang kompeten dan berdaya saing tinggi di tingkat nasional maupun internasional.