Menggali Sejarah UIN Ar-Raniry Cikal Bakal IAIN Ketiga dan Perkembangannya di Aceh

Menggali Sejarah UIN Ar-Raniry Cikal Bakal IAIN Ketiga

Menggali Sejarah UIN Ar-Raniry Cikal Bakal IAIN Ketiga – Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh adalah keliru satu perguruan tinggi Islam terkemuka di Indonesia, bersama dengan sejarah panjang yang erat kaitannya bersama dengan perkembangan pendidikan Islam di Aceh dan Indonesia. Sebagai kampus yang sudah memainkan peran penting dalam melahirkan cendekiawan Muslim, UIN Ar-Raniry punya akar sejarah yang kuat, bermula dari pendirian Institut Agama Islam Negeri (IAIN) ketiga di Indonesia.

Awal Berdirinya IAIN Ar-Raniry

Sejarah UIN Ar-Raniry bermula pada th. 1960-an, kala pemerintah Indonesia paham pentingnya tingkatkan akses pendidikan tinggi Islam. Pada masa itu, cuma tersedia dua IAIN yang sudah berdiri, yakni IAIN Sunan Kalijaga di Yogyakarta dan IAIN Syarif Hidayatullah di Jakarta. Namun, bersama dengan semakin berkembangnya keperluan bakal pendidikan Islam di lokasi Sumatra, khususnya di Aceh yang dikenal sebagai “Serambi Mekkah”, konsep pendirian IAIN ketiga di Indonesia menjadi dirancang.

Pada tanggal 5 Oktober 1963, berdirilah Fakultas Syariah di bawah Universitas Syiah Kuala, yang lantas menjadi cikal bakal IAIN di Aceh. Fakultas Syariah ini menjadi anggota penting dalam pengembangan pendidikan Islam di Aceh. Setelah sebagian th. beroperasi, pemerintah lihat pentingnya menengahi fakultas ini dari Universitas Syiah Kuala untuk membentuk instansi tersendiri yang fokus pada belajar Islam.

Pendirian IAIN Ar-Raniry

Akhirnya, pada tanggal 5 Oktober 1964, bersama dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia, didirikanlah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ar-Raniry di Banda Aceh. IAIN ini menjadi IAIN ketiga di Indonesia sehabis Yogyakarta dan Jakarta. Nama Ar-Raniry diambil dari seorang ulama besar Aceh abad ke-17,

Yakni Syeikh Nuruddin Ar-Raniry, yang merupakan tokoh penting dalam sejarah perkembangan Islam di Nusantara. Syeikh Nuruddin Ar-Raniry dikenal sebagai seorang cendekiawan Islam yang berperan dalam memperkuat ajaran Islam di Kesultanan Aceh, sehingga namanya dipilih untuk melambangkan keilmuan dan kebijaksanaan Islam di instansi ini.

Baca Juga : Universitas Syiah Kuala Sejarah dan Evolusi Kampus Jantong Hatee Rakyat

Pada awal pendiriannya, IAIN Ar-Raniry cuma punya tiga fakultas, yakni Fakultas Syariah, Fakultas Tarbiyah, dan Fakultas Ushuluddin. Fakultas-fakultas ini fokus pada pendidikan agama, hukum Islam, dan pendidikan Islam, serta menjadi pondasi utama bagi pengembangan lebih lanjut institusi ini.

Perkembangan Menuju UIN

Selama sebagian dekade, IAIN Ar-Raniry mengalami perkembangan pesat. Fakultas-fakultas baru dibuka untuk menjawab keperluan zaman dan untuk memperluas

Cakupan pendidikan Islam yang lebih modern dan komprehensif. Perguruan tinggi ini tidak cuma berfokus pada belajar agama,

Tetapi terhitung menjadi mengembangkan program belajar di bidang ilmu sosial, humaniora, serta sains dan teknologi.

Transformasi besar berjalan pada th. 2013, kala IAIN Ar-Raniry resmi berubah status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry. Perubahan ini sejalan bersama dengan visi pemerintah Indonesia untuk menjadikan instansi pendidikan tinggi Islam lebih inklusif dan bisa bersaing di kancah global. Dengan status baru sebagai universitas,

UIN Ar-Raniry kini tawarkan beragam program belajar yang lebih beragam, baik dalam bidang keagamaan maupun umum, bersama dengan selamanya memelihara identitasnya sebagai instansi pendidikan Islam yang kuat.

Kontribusi dan Masa Depan

UIN Ar-Raniry sudah melahirkan banyak lulusan yang berperan penting dalam pembangunan bangsa, khususnya di bidang pendidikan, hukum, dan keagamaan. Dengan visi menjadi kampus Islam yang unggul di tingkat internasional,

UIN Ar-Raniry tetap berupaya tingkatkan mutu pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat. Selain itu, kampus ini terhitung aktif dalam beragam kegiatan internasional,

Menjalin kerja serupa bersama dengan perguruan tinggi di luar negeri, serta memperluas jaringan akademiknya.

Dalam sebagian dekade ke depan, UIN Ar-Raniry diinginkan bisa tetap mengukuhkan posisinya sebagai pusat pendidikan Islam di Indonesia dan dunia. Warisan sejarahnya sebagai IAIN ketiga di Indonesia, serta dedikasinya dalam mengembangkan pendidikan Islam, bakal tetap menjadi ide bagi generasi masa depan.

Dengan akar yang kuat di Serambi Mekkah, UIN Ar-Raniry siap melangkah lebih jauh,

Membentuk cendekiawan Muslim yang tidak cuma unggul dalam ilmu agama, tetapi terhitung berwawasan global.